Jepanggggg

JEPANG. Apa yang kalian ketahui tentang Jepang?

Anime, Manga, Cosplay, Naruto, Doraemon. Bener kan? Itu semua produk-produk unggulan Jepang. Oke.
Mantan penjajah Indonesia dengan masa kurang lebih 3 tahun, mulai dari 1942 sampai 1945. Widih... keren, langsung nyambung ke Sejarah Indonesia.
Kereta Shinkansen yang kalau ente melihat ujung keretanya, ente udah mati ketabrak kereta, saking cepetnya. Hmmm... gak salah kok. Btw keren juga ya.

Jepang di dunia dikenal dengan kecanggihan teknologinya. Di masa remaja dikenal dengan komik, anime, manganya. Di dunia bocah yang saya pernah alami, dikenal dengan Doraemon, Ninja Hatori, dan kartun kartun keren lainnya. Di IC terkenal dengan Universitas-universitas impian anak-anak IC, apalagi yang ada Kak Medina nya. Dan ada satu hal yang membuat saya takjub dengan Jepang adalah, kedisiplinan warganya dan sikap mereka terhadap waktu, sangat menghormati waktu.

Lalu, apa Kebijakan Jepang tetapkan di Indonesia Jaman dahulu?
Pertama di bidang Militer. Pada bulan April 1943, pemerintah militer Jepang secara intensif mulai mengorganisir barisan pemuda. Barisan pemuda ini berciri semi militer maupun militer. Tujuan Jepang adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar mampu mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan pasukan Sekutu.
Berikut ini wajib militer yang dibentuk untuk membantu Jepang menghadapi Sekutu.
a)    Seinendan (Barisan pemuda) sejarah mencatat pembentukannya ada yg bulan maret dan ada juga yang mengatakan bulan April 1943,dengan anggota para pemuda yang berusia 14-25 tahun.
b)    Keibodan (Barisan pembantu polisi/ pejuang kewaspadaan), dibentuk pada 29 April 1943. Dengan anggotanya yang berumur 25-30 tahun.
c)    Fujingkai (Barisan wanita) dibentuk pada bulan Agustus 1943. yang berusia 15 tahun keatas
d)    Gakotai (barisan pelajar)
e)    Heiho (Pasukan pembantu) sebagai bagian dari AD dan AL Jepang, dibentuk bulan April 1943,yang berusia 18-25 tahun
f)     Peta (Pembela tanah air)
g)    Jawa Hokokai (Kebaktian rakyat Jawa). Harus berbakti kepada Jepang. Jepang menancapkan kebijakannya dan bermaksud memanfaatkan rakyat Indonesia untuk kepentingannya,
h)    Barisan Pelopor Pada tahun 1944,Jepang semakin terdesaknya dalam perang Pasifik.

Kedua, di Bidang Pendidikan. Kebijakan yang diterapkan pemerintah Jepang di bidang pendidikan adalah menghilangkan diskriminasi/perbedaan yang diterapkan Belanda. Pada pemerintahan Jepang, siapa saja boleh mengenyam/merasakan pendidikan. Rakyat dari lapisan manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal. Jepang pun juga menerapkan jenjang pendidikan formal seperti di negaranya yaitu, SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA 3 tahun. Wibawa guru-guru pada masa pemerintahan Jepang di Indonesia memang sangat dijaga, karena setiap siswa yang bertemu dengan guru harus hormat, pemerintahan Jepang memberikan ancaman kepada siswa yang tidak hormat dan berkebijakan untuk membuat siswa tunduk. Satu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan adalah sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan untuk kepentingan perang. Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Sekolah-sekolah baru tidak ada didirikan oleh pemerintahan Jepang tapi hanya meneruskan sekolah-sekolah swasta saja. Selain itu bagi para siswa yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, maka diberi kesempatan yang bernama Sihan Gakko. Hal ini dapat dipahami,pendidikan yang diberikan Jepang pada rakyat pribumi semata-semata hanya untuk kepentingan Jepang, tanpa memikirkan kemajuan pendidikan rakyat pribumi, karena melalui pendidikan, pemerintahan Jepang mulai memasukkan rasa simpati kepada rakyat.

Ketiga, Di bidang Ekonomi. Jepang menggunakan cara untuk dapat memenuhi kebutuhan perang dan industrinya,dengan eksploitasi terhadap sumber daya alam Indonesia. Hal ini berupa ekploitasi bidang hasil pertanian, perkebunan, hutan, bahan tambang dll. Hasil kurasan nya ini hanya untuk keuntungan dan kepentingan Jepang sendiri tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat. Dampaknya dari eksploitasi besar-besaran ini merugikan bangsa Indonesia dan kesengsaraan berupa kekurangan sandang, pangan. Pemerintah Jepang pun mengawasi kegiatan perekonomian pada sisa-sisa barang perdagangan,sekaligus memonopoli. Mengawasi perkebunan,dan setiap hasilnya harus diserahkan kepada Jepang. Jadi konsekuensinya SDA dan masyarakatnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan perang.

Keempat, Bidang Sosial Budaya. Kebijakan disini dapat kita lihat melalui penyerahan hasil panen berupa padi rakyat secara paksa, penyerahan ini tentulah menyengsarakan rakyat. Disebabkan keinginan Jepang bukan sekedar permintaan tapi merupakan tuntutan yang harus dipenuhi masyarakat. Akibatnya banyak yang menderita kelaparan, rakyat menderita kemiskinan, menurunnya kesehatan masyarakat, keadaan sosial semakin memburuk, dalam hal pakaian, rakyat terpaksa memakai baju dari goni, sehingga banyak berjangkit penyakit kulit,serta angka kematian semakin meningkat.

Dengan beberapa kebijakan yang Jepang terapkan di 75 tahun silam berdampak kepada kehidupan Indonesia yang sekarang. Salah satunya di bidang Pendidikan. Mereka menerapkan persis seperti dengan yang ada di negrinya. Namun kenyataannya, kehidupan Indonesia bisa dibilang sangat jauh dengan kehidupan Jepang. Pertanyaannya bukanlah kenapa? Pertanyaan visioner kami adalah, Apakah mungkin Indonesia minimal dapat menyamai Jepang di era modern?

Dilansir dari situs id.jobsdb.com, menyebutkan ada 5 faktor yang membuat bangsa Jepang maju. Yaitu, Pekerja Keras, Tepat Waktu, Punya Rasa Malu, Menjaga Tradisi, Punya Rasa Ingin Tahu yang Tinggi. Jadi, SEHARUSNYA bukan suatu faktor yang impossible untuk Indonesia menyamai Jepang. Bukan faktor keturunan, dipandangnya Jepang dari dahulu, bukan apapun yang Indonesia tidak miliki. Bahkan di tahun 1945, Jepang juga membangun negaranya dari 0 akibat pengeboman oleh sekutu.

Indonesia dan Jepang sama-sama mulai di tahun yang sama, kenapa tidak bisa sukses di tahun yang sama juga. Kalau dilihat, Indonesia lebih kaya sumber daya alamnya, sumber daya manusia apalagi dibanding Jepang. Namun, kembali lagi ke lima faktor diatas, yang seharusnya bisa menyetarakan Indonesia dengan Jepang, atau bahkan mungkin lebih. 

Komentar